CIREBON – Pemerintah Kabupaten Cirebon mulai memperkenalkan tanaman sorghum sebagai alternatif pangan pengganti beras. Bersama PT Dirgantara Indonesia (PTDI), kegiatan penanaman perdana dilakukan di lahan UPTD Balai Benih Padi dan Palawija Kecamatan Plumbon, Jumat (3/10/2025).
Langkah ini menjadi salah satu upaya untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus memanfaatkan lahan kurang produktif di wilayah Cirebon. Acara tersebut turut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, dan Bupati Cirebon, Imron, yang sama-sama optimistis sorghum dapat menjadi sumber pangan masa depan.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, menyebut penanaman sorghum di Cirebon merupakan langkah strategis menuju kemandirian pangan nasional.
“Alhamdulillah hari ini dilaksanakan penanaman bibit sorghum seluas 2 hektare di lahan Provinsi Jawa Barat yang ada di Plumbon, Cirebon. Sorghum ini adalah inovasi pengganti beras yang lebih efektif karena satu kali tanam bisa tiga kali panen, tidak seperti padi yang harus dicabut dan ditanam kembali,” ujarnya.
Menurut Erwan, sorghum yang dikembangkan PT Dirgantara Indonesia bersama Universitas Pasundan memiliki banyak keunggulan. Tanaman ini tidak hanya ramah terhadap kondisi tanah, tetapi juga lebih hemat biaya tanam. Ia menyebut Kementerian Pertanian sudah memberikan dukungan penuh dengan menyiapkan lahan 5.000 hektare untuk pengembangan sorghum di berbagai daerah.
“Alhamdulillah sudah mendapat respon positif dari Kementerian Pertanian. Salah satunya di Cirebon ini ada 8 hektare, di Majalengka 20 hektare, di Garut 50 hektare, dan di Kabupaten Sukabumi. Nanti juga akan dikembangkan di Indramayu, Subang, hingga Majalengka,” katanya.
“Kami berharap pemerintah daerah bisa menginventarisasi lahan-lahan tidak produktif agar dimanfaatkan untuk sorghum. Dengan begitu, ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden bisa benar-benar terwujud,” harap Erwan.
Ia juga menegaskan bahwa pengembangan sorghum menjadi bagian penting dalam mengurangi ketergantungan impor pangan.
“Kita ke depan tidak lagi impor beras, tidak lagi impor palawija. Kita harus mandiri. Dan untuk di Cirebon, 2 hektare ini akan dijadikan lahan pembibitan. Tahun depan ditargetkan bisa diperluas menjadi 18 hektare,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Cirebon H. Imron mengapresiasi langkah kolaboratif ini dan menyebut penanaman sorghum membuka peluang besar bagi masyarakat, terutama yang memiliki lahan tandus atau kurang produktif.
“Kegiatan pada hari ini kami dari Pemkab Cirebon melaksanakan penanaman bibit sorghum di Kecamatan Plumbon. Kami mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kegiatan ini. Mudah-mudahan penanaman sorghum di Kabupaten Cirebon semakin berkembang,” ucap Imron.
Menurut Imron, sorghum memiliki nilai ekonomi tinggi serta manfaat kesehatan yang lebih baik dibandingkan padi.
“Tadi saya lihat ada contoh bahan sorghum ini yang sekilonya sampai Rp40 ribu. Selain itu, sorghum juga baik untuk kesehatan, terutama bagi penderita diabetes, serta cocok dijadikan makanan diet,” jelasnya.
Ia berharap masyarakat mulai tertarik menanam sorghum sebagai komoditas alternatif yang menjanjikan.
“Sorghum ini bisa ditanam di tanah tandus. Jadi ini peluang bagi masyarakat. Selain menguntungkan secara ekonomi, juga ikut mendukung program ketahanan pangan nasional sebagaimana yang dianjurkan Presiden Prabowo Subianto,” kata Imron.
Dengan karakter tanam yang mudah, masa panen cepat, dan nilai jual yang tinggi, sorghum dinilai berpotensi menjadi komoditas baru yang mendorong kemandirian pangan sekaligus kesejahteraan petani di daerah.***(Arum)