CIREBON – Upaya menekan angka kasus tuberkulosis (TB) di Kabupaten Cirebon masih menghadapi tantangan. Hingga minggu ke-40 tahun 2025, capaian deteksi kasus belum sepenuhnya memenuhi target nasional.
Kondisi ini menjadi pembahasan utama dalam Pertemuan Evaluasi Capaian Program Tuberkulosis Tahun 2025 yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon di Aula I Dinkes, Senin (6/10/2025).
Kegiatan tersebut juga sekaligus menjadi momentum penguatan Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Tuberkulosis, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan lintas sektor.
Wakil Bupati Cirebon, H. Agus Kurniawan Budiman, mengungkapkan bahwa capaian program TB di daerahnya masih berada sedikit di bawah target nasional.
“Alhamdulillah ini kita Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Cirebon dengan Dinas Kesehatan melakukan operasi terkait dengan TP yang ada di Kabupaten Cirebon,” ucapnya.
“Kita hari ini yaitu membicarakan tentang pencapaian penanganan terhitung yang ada di Kabupaten Cirebon karena berdasarkan dari target dari pemerintah pusat harusnya di minggu yang ke-40 ini harus mencapai 69 persen dan kita baru mencapai target yaitu di 65 persen yang harusnya 10.300 sekian kita baru mendeteksi di angka 6.731,” imbuh Agus.
Meski jarak capaian itu tak terlalu jauh, Agus menilai angka tersebut menunjukkan bahwa penanganan TB di Cirebon masih perlu kerja keras dan perhatian bersama. TB, kata dia, adalah penyakit menular yang bisa mengancam banyak orang jika tidak ditangani hingga tuntas.
“Harapannya ke depan dengan adanya kasus ini kita pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk menangani supaya kasus TB yang ada di Kabupaten Cirebon ini bisa terselesaikan,” tambahnya.
Menurut Agus, kunci keberhasilan program TB tidak hanya terletak pada kerja pemerintah daerah, tetapi juga pada sinergi antar pihak di lapangan — mulai dari kecamatan, desa, tenaga kesehatan, kader posyandu, hingga keluarga pasien.
“Untuk menyelesaikan TB ini kita tidak bisa sendiri pemerintah daerah, akan tetapi harus berkoordinasi dengan semua pihak tentunya dengan kecamatan, dengan pemerintahan desa, dengan para kader juga,” katanya.
“Karena untuk pengawasan TB ini sangat krusial ya, terkait dengan minum obatnya itu kan. Jadi untuk penanganan ini ada yang 6 bulan itu jangan sampai berhenti. Untuk pengawasan ini tentunya di samping tadi pemerintahan desa, terusnya para kader, para camat, tentunya harus didukung juga oleh pihak keluarga,” terang Agus.
Agus menegaskan, keberhasilan menekan angka TB di Cirebon akan sangat bergantung pada komitmen bersama untuk memastikan pasien menjalani pengobatan secara teratur hingga sembuh.
Karena itu, ia mendorong agar semua unsur — dari pemerintah hingga masyarakat — ikut terlibat aktif dalam memantau dan mendukung proses penyembuhan pasien TB.