CIREBON- Suasana duka masih terasa di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang. Di balik kabut tipis yang menyelimuti lereng Gunung Kuda, puing-puing rumah berserakan jadi saksi bisu dahsyatnya longsor yang terjadi Jumat pagi, 30 Mei 2025. Tragedi itu merenggut 21 nyawa, melukai 11 orang, dan hingga Rabu (3/6/2025), empat warga masih belum ditemukan.
Di tengah suasana berkabung itu, Wakil Menteri Sosial RI, Agus Jabo Priyono, datang langsung meninjau lokasi bencana.
Didampingi Bupati Cirebon H. Imron dan jajaran Forkopimda, Wamen Agus menyampaikan duka mendalam dari pemerintah pusat untuk seluruh korban dan keluarga yang terdampak.
“Pertama-tama, saya atas nama pemerintah pusat mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh korban, terutama kepada keluarga yang ditinggalkan. Semoga diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini,” ucap Wamen Agus saat tiba di lokasi.
Ia menjelaskan, selain meninjau langsung proses evakuasi dan penanganan darurat, kehadirannya juga membawa misi kemanusiaan dari Kementerian Sosial. Bantuan tanggap darurat sebesar Rp374 juta disalurkan secara simbolis kepada keluarga korban meninggal dunia, korban luka berat dan ringan, serta untuk mendukung kebutuhan pengungsian.
“Selain tali asih, kami juga dirikan dapur umum, bekerja sama dengan relawan Tagana. Kami ingin memastikan bahwa kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi selama masa tanggap darurat ini,” ujarnya.
Proses pencarian empat korban yang masih tertimbun longsor masih terus dilakukan. Tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, relawan, serta masyarakat terus bekerja siang malam di bawah koordinasi BPBD Kabupaten Cirebon.
“Kami semua berharap empat korban yang masih belum ditemukan bisa segera ditemukan. Kami berdoa bersama agar semua korban bisa segera kembali ke keluarganya, agar mereka bisa tenang,” tambah Wamen Agus.
Upaya pencarian tidak hanya melibatkan unsur pemerintah, tetapi juga didukung oleh pihak swasta seperti Indocement dan berbagai organisasi kemanusiaan lainnya. Kekompakan dan semangat gotong royong menjadi kekuatan utama dalam menghadapi bencana ini.
Dalam kesempatan tersebut, Wamen Agus juga mengungkapkan fakta bahwa mayoritas korban longsor tidak memiliki jaminan kesehatan seperti BPJS. Namun, ia menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah pada penyelamatan dan bantuan darurat. Tindak lanjut soal bantuan sosial dan jaminan kesehatan akan dilakukan setelah masa tanggap darurat berakhir.
“Kami akan asesmen lebih lanjut. Setelah proses tanggap darurat ini selesai, baru kita evaluasi siapa saja yang berhak mendapatkan bantuan sosial secara berkelanjutan. Negara tidak akan tinggal diam,” tegasnya.
Kehadiran Wakil Menteri Sosial menjadi pengingat bahwa negara hadir di tengah rakyat yang sedang menderita. Di tengah kabut duka, bantuan kemanusiaan yang diberikan menjadi sinyal bahwa pemerintah tidak menutup mata atas penderitaan rakyatnya.
“Yang penting sekarang, warga yang terdampak merasa diperhatikan. Pemerintah hadir. Negara hadir. Mudah-mudahan bantuan ini bisa sedikit meringankan beban mereka,” pungkas Wamen Agus.
Bupati Cirebon, H. Imron, yang turut mendampingi kunjungan Wakil Menteri Sosial, menyatakan bahwa masa tanggap darurat ditetapkan selama 7 hari, terhitung sejak 31 Mei hingga 6 Juni 2025. Selama masa tersebut, seluruh sumber daya dikerahkan untuk membantu proses evakuasi, logistik, dan pemulihan awal pascabencana.
“Pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk kementerian dan lembaga terkait, untuk memastikan penanganan bencana ini berjalan cepat dan tepat,” jelas Imron.
Bupati Imron juga menyampaikan rasa turut berduka cita atas kejadian longsor pada Jum’at (30/5/2025) yang menyebabkan banyak korban jiwa.
“Kami turut berduka cita atas kejadian ini, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” tutupnya.***(Arum).