CIREBON- Tahun Baru Hijriyah atau Tahun Baru Islam 1446 H yang jatuh pada hari Senin (8/7/2024) rupanya turut diperingati warga Blok Karang Birai, Desa Dawuan, tadi malam Sabtu (6/7/2024).
Peringatan hari besar Islam tersebut dirayakan dengan menggelar pawai obor, lomba kreasi seni, hingga penampilan atraksi bola api dan lainnya dari santri Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin.
Digelar di Lapangan Kramat, Blok Karang Birai, RT 02 RW 03, Dawuan, Tengah Tani, acara ini turut diramaikan sejumlah peserta dari Desa Battembat.
“Iya, beberapa RT dari Desa lain (Battembat) ikut berpartisipasi,” kata Owner UUT Beef Hj. Dian Ir. H. Bastoni, S.Pt., M.Sc., IPM., ASEAN Eng, Sabtu malam (6/7/2024).
Didukung oleh Majelis Dzikir dan Ratib Al-Bastoni Tengah Tani dan UUT Beef Hj. Dian kegiatan ini memiliki tujuan sebagai tolak bala.
“Diadakannya pawai obor tujuannya untuk zikir, juga doa tolak bala karena memang awal diselenggarakannya ini juga pada masa Covid-19 kemarin agar terhindar dari wabah, jadi tujuan utamanya memang untuk berdoa berdzikir untuk tolak bala (sial),” kata Bastoni.
“Namun seiring berjalannya waktu covid juga berlalu, ya diramaikan agar menumbuhkan kreatifitas yang ada di warga sekitar,” imbuhnya.
Menurutnya, pelaksanaan di tahun ke-4 ini jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yang hanya menggelar pawai obor dan berkeliling kampung bersama.
“Beda, tahun sebelumnya ngga ada lomba dan atraksi, karena awalnya juga kan covid dan di tahun sekarang agar meriah dan memang antusiasnya cukup tinggi,” bebernya.
Diikuti kurang lebih 700 peserta pawai obor, acara ini juga menampilkan atraksi permainan bola api, permainan api petasan, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya warga Desa Dawuan beberapa RT dari Desa Battembat turut meramaikan lomba kreasi seni.
“Hampir setiap RT, dari desa Dawuan dan Battembat. Untuk Desa Dawuan RW 1 RT 5, klo dari Battembat perkiraan tiga 3 RT,” terangnya.
Lomba kreasi seni yang digelar sendiri merupakan lomba membuat miniatur bangunan bernuansa islami, dan dihiasi lampu agar nampak jelas dan indah, dan tentunya ukuran miniatur yang menyesuaikan gang setempat.
Berdasarkan pantauan Cirebonevent, meskipun bernama pawai obor namun sebagian besar diantaranya menggunakan lampu LED (Light Emitting Diode) agar lebih mudah dan terhindar dari hal yang tak diinginkan.
“Pemakaian obor tetap ada, dan diperbolehkan, namun sesuai flyer yang disebarkan disarankan menggunakan lampu LED apalagi kalau yang bawa anak-anak jadi lebih aman, praktis, dan cenderung ramah lingkungan,” jelasnya.
Bastoni berharap dari kegiatan ini ke depan dapat lebih baik lagi dan lebih meriah lagi.
“Yang pasti semoga berkah, dan warga terhibur, ke depan semoga bisa lebih baik lagi, lebih meriah, Insya Allah,” tutup Bastoni.***(Arum/adv).